Haloooo...
This is october lhoh, my bhirtday is getting near...and too
bad I don’t want to be old. Huft. HAHAHAHA.
Enggak, bukan itu yang mau gue bahas tapinya. Gue mau cerita
soal, uhm...dua sahabat gue, Dita dan Dita. HEHEHE. Bukan, bukan dita yang sering
gue bahas di postingan sebelumnya. Yap. Gue memang super jodoh sama nama ‘Dita’
karena gue punya tiga sahabat yang namanya sama-sama Dita. Sampai gue pernah
sumpah gue enggak akan namain anak gue dengan nama ‘Dita’ HAHAHA.
D&D ini [hahaha entah kenapa ini semacem merk apa gitu]
dua orang dari sekian banyak orang yang mewarnai masa SMA gue. Kita bertiga
ketemu di kelas dua dan butuh sedikit waktu untuk jadi akrab, tapi singkat
cerita, pelajaran ‘High Learning’ yang super ngebosenin jadi waktu-waktu yang
kemudian bikin kita jadi super deket.
Dita Fitri yang gue panggil “ta” dan Dita Ardiarini yang gue
panggil “dit” ...............HAHAHA super ngga ngaruh sih, tapi mereka kadang
protes lhoh kalo gue manggilnya ke balik, padahal kan bukan salah gue ya, salah
mereka kenapa namanya sama #eh.
Setelah kita lulus SMA, alhamdulillahnya kita bertiga masih
berhubungan baik banget, dan di tulisan ini, yang memang gue tulis khusus buat
mereka, gue mau bilang makasih banyak buat mereka berdua. Bukan berarti gue
enggak mau bilang makasih sama sahabat gue yang lain, karena buat gue semua
sahabat yang gue punya adalah orang-orang terhebat, sabar, pengertian, dan
super tahan sama sikap dramaqueen gue.
Tapi, ada kejadian sekitar awal bulan lalu, dimana gue lepas
kontrol sama diri gue sendiri, dimana gue lagi-lagi entah untuk keberapa
kalinya menarik diri dan sibuk sama dunia ketakutan gue sendiri. Dan akhirnya,
gue memutuskan untuk ketemu sama mereka berdua...
Untuk pertama kalinya setelah hampir tiga tahun kita kenal
dan dekat, gue berusaha untuk ceritain semua yang mau gue ceritain, gue
berusaha untuk menunjukkan setiap kelemahan yang gue punya dan selama ini gue
tutupin, gue berusaha untuk nyimpen rasa malu dan ngeluarin apapun yang gue mau
mereka untuk dengar.
Dan mereka dengan penuh sabar, dengerin setiap kata dan
kalimat yang gue ucapin, bahkan setelah selesai pun, mereka enggak ngomong
banyak tapi rasanya gue masih inget pelukan yang mereka kasih untuk gue hari
itu, mereka enggak ngejudge dan mereka juga enggak kasih gue kata-kata ala
Mario Teguh tapi bayang-bayang air mata dan ketulusan yang gue lihat di mata
mereka hari itu, bikin gue sadar,
I’m not alone and I’m
worth it.
Gue bukan orang baik, tapi Tuhan kasih gue sahabat-sahabat
yang super yaitu mereka semua, ya...walaupun super juga gilanya. Mereka berdua
[ataupun sahabat gue yang lain] enggak selalu ada di sisi gue, jujur..kadang
bahkan gue lupa sama mereka ketika gue bahagia atau ketika gue lagi ngerasa
hidup ini indah banget.
Tapi anehnya, walaupun gue super nyebelin gitu, mereka bisa
aja tuh tiba-tiba muncul disaat gue lagi bener-bener butuh sandaran atau
pelukan. Walaupun kadang karena gue enggak mau kelihatan lemah di depan mereka
sampai akhirnya gue menolak kehadiran mereka, mereka tetap aja bertahan dan sabar
nungguin gue,
They’re just awesome,
cause they’re never give up on me.
Lagu-lagu dari Secondhand Serenade dan Last Child, selalu
mengingatkan gue sama Dita Ardiarini. Karena dia orang yang ‘mengenalkan’ gue
sama lagu-lagu mereka itu, agak kontras sih ya, but...whatever. Di mata gue,
dia itu susah untuk di baca, kadang gue ngerasa gagal lho jadi sahabatnya
karena enggak pernah tahu apa-apa tentang dia tapi kok dia selalu ada aja saat
gue butuh. Tapi gue belajar ini dari dia “life
doesn’t get
easier, but life teach us to be stronger” enggak, dia enggak
pernah bilang ini ke gue, tapi dia nunjukkin itu dan well..itu yang gue dapet
dari menjadi sahabatnya. Oh! Dan dia, diam-diam, suka baca cerita-cerita yang
gue tulis HAHAHAHA.
Sementara You Belong With Me-nya Taylor Swift itu semacem
soundtrack wajib buat gue sama Dita Fitri. Alasannya ? HAHAHAHA, semacam masa
lalu yang sudah move on #eaaa. Gue lebih sering habisin waktu berdua sama anak
ini, kita pernah les bahasa inggris bareng dan gue selalu ‘pulang’ ke rumahnya
dia saat itu buat numpang makan siang. HAHAHA. Ada satu kalimat dari dia yang
buat gue nyentuh banget, “you are someone
who knows myself better than I know myself” kedengerannya memang gombal
banget dan mungkin sekarang kalimat itu juga udah enggak tepat buat gue. Tapi
itu salah satu kalimat yang akan gue ingat dengan jelas sepanjang hidup gue.
Kita bertiga jarang ketemu, jarang bbm-an, jarang
mention-an, apalagi telpon-telpon-an. Tapi keberadaan mereka kemarin buat gue,
bener-bener bikin gue merasa super beruntung. Mereka punya masalah sendiri dan
mereka bisa jadi egois, tapi mereka milih untuk dengerin gue, dan kasih
semangat buat gue.
Kata terimakasih atau kata sayang berapa kalipun yang gue
ucapin buat mereka, gue rasa enggak akan pernah cukup untuk ngebales keloyalan
mereka untuk selalu ada buat gue....
I’d be lost without my bestfriends, thankyou so much for
stay here, for came and never left, for all the crazy things we did together,
for being weird with me, for hugs and tons of love.
I LOVE YOU BOTH!!!!!!!!!!!!!!!!