Minggu, 08 April 2012

Perjuangan & Pengorbanan (Antri tiket SS4Ina)

SuperShow4 Ina...

yap, akhirnya setelah sekian lama, setelah sekian kota dan negara di datengin, Indonesia atau lebih spesifiknya Jakarta dapet giliran untuk lihat Super Junior beraksi disini dalam lingkup Super Show.

dan entah harus bangga atau apa, gue dan teman-teman gue (kak Mel dan Prima) bergabung sama ELFs (dan calo-ers -_-) untuk mendapatkan tiket show tanggal 28 dan 29 itu di public sale kemarin (6-7 april).

dua hari ! ya.

terdengar lebai tapi gue akan menyebut apa yang telah gue lakuin kemarin dengan kata 'perjuangan' dan 'pengorbanan'. Pengorbanan gue sendiri sebenarnya udah gue mulai dari semenjak harga tiket itu di rilis, dengan range dari dua juta sampai lima ratus ribu, dan dengan pertimbangan segala macam, gue memutuskan untuk milih tiket Junior Vip yang satu juta empat ratus. Itu duit semua, dan gue sama sekali tidak mendapatkan subsidi. Silahkan tanya ke teman-teman kampus gue, gimana gue nggak tahu malunya mintain mereka makanan demi nabung nambahin duit buat ini semua #curcol #bukaaib

dari twitternya om sherwin dan showmaxx kita semua tahu kalau public sale ini akan di lakukan pada tanggal 7, dengan ketentuan D1 di jual mulai pukul 08.00 dan D2 di jual mulai pukul 13.30. Gue yang tinggal di daerah Halim langsung mikir, "oke, slipi doang, 40 menitan lah dari sini, subuh aja deh tanggal tujuh minta anterin bokap kesana" tapi...semua juga baca kan, tweet di hari selanjutnya yang bilang bahwa untuk D1 nomor antrian di bagikan sejak pukul 00.00 sementara D2 pukul 08.00. Baca itu, mengingat banyaknya ELFs di Jakarta (dan Indonesia) gue langsung bisa membayangkan gimana crowdednya, hotel sejak hari sebelumnya. Berbekal uang yang sebenarnya cuma cukup buat beli tiket, gue dan teman gue di atas, fix langsung booking kamar (yang langsung penuh untuk tanggal 6-7), tanpa pikir panjang sama sekali. Pengorbanan.

akhirnya, tanggal 6 april, gue dateng ke Twin hotel sekitar jam tigaan (setelah sebelumnya ketemuan sama kak Mel dan Prima di MTA, mereka berdua udah ada di hotel sejak jam SETENGAH DUA BELAS). Sampai disana, demi segala abs-abs di badannya Siwon, lobby hotel udah PENUH sama ELF yang siap tempur dan bahkan mereka TIDAK BOOKING KAMAR. Dengan pemikiran bahwa kita punya kamar (yang harganya bikin dompet tipis) akhirnya kita bertiga naik ke atas, dan istirahat sebentar, kita bahkan udah nyusun strategi ini itu, udah bakal turun jam segini, nanti ngantri gimana, udah pembagian tugas juga tentang ini itu, dan eng ing eng, semua itu gagal. Sekitar setengah lima, kita turun ke bawah dengan niat untuk ngecek perkembangan ELF yang dateng, bener-bener cuma mau ngecek, bahkan kita bertiga dateng dengan slippers hotel dan tanpa persiapan apapun,


yak ! tiba-tiba yang kita temuin adalah seperti gambar di atas. PENUH ! sebagian ELFs yang sudah datang dari sore bahkan siang itu udah di kumpulin sama promotor di satu ruangan. Kalau promotornya cuek, mereka bisa aja tetap mentelantarkan semua ELF yang sudah datang dan baru di urusin saat jam 00.00, tapi ini ENGGAK.

Sial adalah, cuma kak Mel yang turun ke bawah bawa dompet (dan id card tentu aja) sementara gue sama Prima cuma bawa hape. Akhirnya kita keluar berdua dari ruangan itu, Prima ke atas, sementara gue ngantri dari awal (lagi !) buat masuk ke dalam tempat yang sudah di sediakan. Prima turun, ngasih dompet gue dan dia masih harus ke receptionist buat nitipin uang tiket kita yang jumlahnya jutaan dan terlalu riskan kalau di tinggl di kamar, saat itu antrian gue mulai di masukin ke dalam dan Prima ketinggalan. Alhasil, kak Mel, gue dan Prima mulai kepisah.

Promotor dengan bijaksananya, mulai membagi siapa yang mau beli untuk tanggal 28 dan 29. Kita di barisin dan di kelompokin, untuk yang tanggal 28 di masukin ke dalam ballroom sementara yang tanggal 29 tetap di ruangan itu. Promotor mulai menjelaskan sistem penjualan tiket, dan malam itu juga sekali lagi menegaskan bahwa pembagian nomor antrian masih akan di lakukan sesuai rencana. Itu sekitar jam delapan malam, dan kita semua yang ada di kelompok hari 29 udah 'menyetujui' dan menyanggupi bakal duduk dan menunggu sampai 12 jam ke depan, karena nomor kita baru akan di bagi jam delapan besok paginya (tanggal 7).

malam itu ELF semakin BERDATANGAN, bahkan gue rasa semua yang punya twitter pasti tahu kan update-an betapa RAMAI-nya suasana Twin hotel malam itu. Tanpa mengurangi kesopanan gue, untuk yang tidak dapat tiket, tanya sendiri aja deh ke diri masing-masing kenapa malam itu nggak ikut 'berjuang' untuk datang dan mencoba masuk ke Twin hotel.

sampai jam 10 malam (tepat jam 12 KST dan ulang tahunnya uri Siwon) kita yang tanggal 29 masih tetap duduk di atas lantai dingin itu, dengan kegiatan menunggu, dan ya udah, nggak bisa ngapa-ngapain lagi. Gue yang cuma bermodal dompet di tangan kanan dan bb di tangan kiri, cuma bisa nelen air liur ngeliat orang makan popmie di kanan-kiri gue, niup-niup uap panasnya yang bikin hidung gue emosi karena aromanya, ngeliat setianya para orang tua yang nungguin anaknya disitu dan menyuplai semua kebutuhan anaknya, ngeliat orang yang memang ga booking kamar jadi di dalam tas mereka udah siap semua peralatan 'tempur' bahkan ada yang bawa bantal segala. Sementara gue ? Semua barang gue di kamar, dan gue nggak bisa pergi kemana-mana.

jam 11 malam, dengan semakin membludaknya ELF yang menuhin Twin hotel, pihak promotor mutar otak mereka cuma buat gimana caranya semua ELF yang udah pada berkorban dan datang malam itu bisa masuk dan ketampung di dalam. Akhirnya kita K29 (kelompok 29) di bagi jadi dua kloter, kloter satu di masukin juga ke dalam ballroom (yang menjelang tengah malam itu sudah PENUH untuk D1) sementara kloter 2 (yaitu    barisan kak Mel, gue, Prima dan sekitar 300-400 orang lainnya) di pindah ke sebuah ruangan yang gue yakin tidak di persiapkan dulu sebelumnya, dan kita sebut Black Hole Room.

ruangannya tepat di samping kolam renang Twin hotel, tapi beda tower dari tempat promotor yang ada, temboknya warna hitam, lantainya warna hitam, langit-langitnya warna hitam. Suram di tambah suram. Tapi buat kita yang ada disitu dan masih peduli sama yang diluar yang nggak bisa masuk, itu lebih dari cukup, walaupun lagi-lagi kita harus temenan sama lantai yang dingin dan keras, seenggaknya kita tahu promotor berusaha bikin kita terlindung dari hujan yang mulai turun.

gue sama Prima sempat ke kamar mandi, dan kita penasaran liat ke bawah. Depan Twin hotel udah macet, dengan ELF menuhin di parkiran depan lobby bahkan sampai ke sebrang jalan, dan penjagaan polisi dimana-mana. sekali lagi gue tegasin, ini namanya perjuangan dan pengorbanan.

menunggu. Satu-satunya kata paling tepat buat menggambarkan apa yang kita lakuin di ruangan hitam itu. Beberapa orang mulai ada yang tidur, karena kita semua masih mikir kalau kita bakalan tetap ditahan disitu sampai jam delapan pagi. Jam 00.00 kita dapet info dari temen-temen yang ada di K28 kalau mereka udah mulai di bagi nomor dan formulir buat milih kelas apa (sesuai janji) tapi tiba-tiba dateng info lain yang bilang kalau yang ada di K28 juga bisa beli buat tanggal 29.

lo tahu, gue dan temen-temen gue ngerasa semakin suram aja di ruangan itu, gue, kak Mel, galuh (temen gue yang juga ikut ngantri) sempet turun ke bawah, nerobos hujan, cuma buat nanya tentang masalah pembagian kuota ticketing ini. Bisa bayangin nggak sih, betapa parno dan takutnya kita yang udah sama-sama disana sejak sore dan begadang kaya gitu, tiba-tiba nasibnya jadi kabur. Nggak cuma sekali kita bolak-balik ke bawah, bahkan kita yang di kloter dua ini sempet takut keduluan sama kloter tiga yang di juga di masukkin ke dalam ballroom, agar kloter yang selanjutnya (dan juga di luar) bisa masuk ke dalam.

gue masih inget banget, gue ngecharge bb di pojok ruangan yang sama sekali nggak ada lampunya, yang entah kenapa sudut itu bawahnya masih semen (bukan keramik), senderan di dinding dengan semua rasa capek dan pikiran bisa dapet tiket apa nggak, yang kalau boleh jujur, kalau bisa nangis rasanya gue udah mau nangis. gue sempet buka timeline, dan gue liat tweetnya Siwon yang thanks atau apalah itu buat ucapan hari ulang tahunnya, dan meski gue Siwon biased rasanya saat itu gue mau lempar bb gue sangking emosinya. Dia nggak tahu kan gue dan kita semua segininya cuma buat ketemu dia ketemu mereka ?!!

keadaan disitu nggak ada bedanya sama korban pengungsian bencana alam dan kalau ada kata yang lebih dalam maknanya daripada menyedihkan, gue bakal pakai kata itu buat gambarin suasana kita semua disana.

jujur, malam itu gue memang sedikit kecewa sama promotor. ngerasa di abaikan dan nggak di anggap, nggak tahu apa-apa dan sama sekali nggak ngerti setelah semua yang kita lakuin itu bisa dapet tiket apa nggak. hal yang wajar gue rasa, karena kita ngalamin sendiri apa yang sebenarnya terjadi malam itu.

tapi akhirnya Prima dan Mega bisa ketemu sama om Sherwin langsung dan jelasin semua pikiran yang ada di kepala orang-orang kloter 2 yang nasibnya terasa paling tidak jelas sedunia, dan sekitar jam setengah tigaan pagi, om Sherwin dan para staffnya nemuin kita di ruangan hitam itu, dia sendiri minta maaf soal kesalahan prosedur di bawah dan dia nunjukkin formulir D2 yang anak-anak D1 dapetin di bawah dan udah dia robek dan batalin sendiri di depan kita semua. Dia baik dan bertanggung jawab, di atas itu semua, dia berusaha dan dia cuma manusia biasa yang berusaha menuhin semua keinginan orang yang ada disana.

jam tiga, akhirnya K29 dapet tiket antrian dan juga formulir. Oke, yang ini memang lebih cepat lima jam dari janji awal. Tapi, keadaan memang sudah di luar kendali, dari kabar yang gue tahu belakangan polisi bahkan udah mengamankan pintu masuk hotel karena sewaktu-waktu bisa aja 'dihancurkan' sama ELF yang ada disana. Dipercepatnya pembagian nomor ini semata-mata untuk menekan lebih banyak jatuhnya hal-hal di luar kendali, secara subjektif sebagai orang yang nunggu dari sore gue memang senang karena tidak harus menunggu sampai jam delapan, tapi secara objektif-pun, gue nggak tahu lagi apa jadinya Twin hotel kalau promotor tetap bertahan bagi nomor jam delapan.

lagipula seandainya tetap di bagiin jam delapan, dengan banyaknya ELF yang sudah ada di dalam, gue yang bego matematika juga udah bisa ngejamin kalau ya percuma aja, mereka yang baru dateng pagi hari dan nunggu di luar tetap aja nggak bakal dapet.

selepas di bagiin ini, gue sama temen-temen gue naik ke atas, dan kembali ke kamar, ya seenggaknya kita nggak rugi-rugi banget booking kamar disini. kita masuk kamar itu sekitar jam setengah empat-an dan tidur juga nggak bisa lama karena rasanya udah terlalu capek dan walaupun kita udah pegang nomor tapi masih tetap aja kepikiran segala hal. sekitar jam 6an pagi, gue, Prima sama Mega sempat turun ke bawah, dan lobby udah ditutup, kita mau cari sarapan dan harus keluar lewat basement, saat kita liat ke parkiran depan lobby suasananya udah kaya gini


gue sempet ketemu temen SMA gue dan dia nangis karena baru dateng pagi itu, dimana dinyatakan bahwa tiket udah sold out, gue juga ga bisa bantu apa-apa, percaya deh kita yang di dalem juga sedih lihat mereka yang di luar, tapi jangan kecilin usaha kita juga yang udah begadang kelesotan di lantai tanpa hiburan, nggak makan, ngorbanin waktu berjam-jam kaya gitu.

sementara yang ini gambar yang gue ambil dari jendela kamar di lantai tujuh


jam 12, kita bertiga check out dan ikut bergabung lagi dengan ELF lainnya yang menanti nomornya di panggil. ya, lagi dan lagi kita menunggu, gue sendiri dapet nomor E 227, kita di kumpulin, dan dinaikkin ke atas per-lima puluh nomor, dan bentuk antriannya seperti ini


sampai atas kita masih di oper dari ruang ini ke ruang ini dan seterusnya. dan bisa di bilang suasana kembali 'panas' karena tiba-tiba ada pengumuman kalau Junior Vip tinggal sisa yang L doang, segala bentuk orang mulai dari mbak-mbak sampai ibu-ibu udah pada emosi tingkat tinggi. Mungkin cuma gue dan kak Mel yang berusaha positive thinking, kalau emang Allah kasih kita tempat disana, berarti memang ada sesuatu yang udah di siapin buat kita dengan segala pengorbanan ini. Lagipula juga, masih mending kan kita dapet tiket setelah penantian semuanya, pikir lagi deh itu semua orang yang banjir air mata di luar gimana rasanya.

masuk ke ruang ticketing, disana cukup banyak ticketor (??) yang ngelayanin kita, ramah-ramah juga walaupun udah di bentak, di marahin, di demo, dan sebagainya. dan setelah voucher penukaran di tangan, kita tinggal ke cashier dan bayar. tuntas sudah semua perjuangan dua hari itu.

apa yang gue tulis ini, murni dari pengalaman gue dua puluh empat jam ada disana demi konser empat jam. Gue sendiri sangat keberatan dengan berbagai komentar panas serta pedas bahkan kasar dan tidak berpendidikan yang di berikan kepada pihak promotor. Mereka sudah sangat berusaha melakukan yang terbaik, terutama om Sherwin, dan jangan jadi pengecut dengan komentar segala macam tapi kalian tidak tahu sama sekali apa yang terjadi di dalam Twin hotel dari sore tanggal 6 april itu sampai tanggal 7nya.

banyak tweet yang bilang, "om pikirin kita dong yang udah bangun subuh-subuh terus nggak dapet tiket !" . terus gue dan temen-temen lainnya ini apa ? yang dateng dari ashar bahkan zuhur ! lo semua malam itu tidur di atas kasur empuk kan ? selimutan pakai bantal ngempit guling. Kita ? Bisa dapet tempat yang ada senderannya aja udah alhamdulillah banget.

semua pada bilang tiket banyak di jual ke calo, oke, gue sendiri yang di dalam sana juga bisa ngelihat ada banyak calo yang ikut antri. tapi terus promotor harus gimana lagi, nambah satu hari lagi buat pembagian nomor antrian karena harus ada hari buat tes "anda benar-benar ELF atau bukan ?!" gitu ?!!

banyak juga fake news yang bilang kalau artis nggak perlu ngantri dan mereka bisa dapet tiket dengan mudah. gue barusan baca tweetnya temen gue dan dia bilang, dia sempat ketemu sama Devi Permatasari yang ikut ngantri bareng suami dan anaknya. Atau gini deh, pakai contoh yang berhubungan banget sama dunia ini, waktu kemarin Shinhwa konser, Kyu, Leeteuk, Wook, Hae pada nonton kan ? Kalau seandainya tiket konser itu tidak dijual online tapi public sale gini, gue yakin mereka juga bakal nyuruh manajer atau asisten mereka buat antriin tiket, mereka enggak akan ambil resiko buat bikin fanmeet dadakan !

seriusan, gue kesel banget liat orang yang marah di timeline gue dan caci maki pakai bahasa seenak jidat mereka sendiri. oke, memang sedih banget kalau nggak dapet tiket, mungkin gue juga bakal nangis-nangis kali kalau enggak dapet tiket ini. bahkan ada yang bilang ke temen gue kalau enggak rasional nyuruh anak gadis nginep semalem suntuk kaya gitu. ya udah kalau memang kita nggak rasional, kalau memang orang tua gue nggak rasional kaya ngasih ijin ke gue sampai buat nginep, tapi seenggaknya kita dapet kan.

gue sendiri percaya masih banyak jalan buat ELF yang bener-bener yakin sama garis jodoh mereka sama oppadeul. masih ada dari fanbase dan insyaAllah masih ada dari kuis-kuis (please buat yang ini smart think, cari yang asli dan kompeten). tunjukkin perjuangan dan pengorbanan buat semua ini, karena pada akhirnya, memang kita yang berhasil karena kita mati-matian kaya gini.

stop bashing promotor, dan tunjukkin support serta sportivitas kita, jangan sampai ini jadi SuperShow yang pertama dan yang terakhir di Indonesia. Gue yakin ELF yang memang cinta sama Super Junior bakal sama-sama dan kompak buat bikin ini jadi pembuka konser oppa untuk konser-konser yang selanjutnya.

promotor benar-benar sudah berusaha yang terbaik bahkan sangat memperhatikan kita, percaya deh, selama dua hari kemarin, mereka adalah sosok paling stres dan tertekan di banding yang lain, belum lagi gue denger setelah ini kemungkinan mereka bisa ada masalah sama polisi karena keributan yang terjadi. mereka juga manusia, dan mereka tahu ELF Indonesia banyak, tapi kalau memang kemampuan ticket yang ada memang hanya segitu harus di apain lagi.

sekali lagi, gue cuma ingin menghimbau, untuk yang sama sekali tidak tahu apa-apa soal kemarin, nggak usah ngomong macem-macem. untuk yang udah sampai depan dan pada akhirnya harus 'diusir' sama polisi, kalian harus tahu keadaan di dalam orang juga udah hopeless semua, kalau kalian masuk, kalian cuma bakal di php-in karena udah nggak ada tiket yang bisa di jual juga buat kalian.

buat gue cuma, ini bakal jadi hal paling tak terlupakan sepanjang hidup gue..

with full love,

anin. ( @nindhiyaa )